Milky Way berasal dari bahasa Latin yaitu Via Lactea, yang berarti susu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, Milky Way disebut dengan Bima Sakti. Milky Way atau Bima Sakti adalah sebuah galaksi yang berukuran kecil di antara galaksi-galaksi lainnya.
Milky Way |
Setiap galaksi tersebut memiliki jutaan bintang-bintang. Dapat memotret Milky Way adalah satu hal yang sangat luar biasa. Karena untuk mendapatkan gambar yang tajam pada kondisi minim cahaya terutama malam hari bukanlah hal yang mudah. Ide pemotretan di malam hari bisa menjadi hal yang sedikit rumit bahkan menantang bagi seorang fotografer pemula. Mengabadikan Milky Way pada malam hari membutuhkan pengaturan exposure yang cermat, teknik yang tepat serta penggunaan aksesori yang pas.
Untuk dapat memotret Milky Way, sebelumnya, kamu harus mengerti dulu tentang ilmu fotografi dalam memotret Milky Way itu. Sebutlah namanya Astrofotografi. Astrofotografi adalah salah satu seni fotografi yang mengambil foto objek seputar langit malam dan objek-objek langit lainnya seperti planet, bulan, galaksi, nebula, cluster dan bintang-bintang.
Astrofotografi merupakan ilmu fotografi yang mempelajari tentang seni mengambil foto dengan objek seputar langit malam dan benda-benda langit seperti bintang, galaksi, planet, bulan, cluster, nebula, dll.
Untuk membuat sebuah foto langit yang berlatar belakang objek bintang-bintang atau Milky Way, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
- Kamera harus mendukung pengaturan “Manual” dan tekhnik “Long Exposure”. Dimana shutter speed atau Exposure time dapat diatur hingga beberapa detik.
- Langit tidak diterangi oleh cahaya-cahaya lampu kota dan langit bersih dari asap, awan, maupun kabut. Tempat terbaik untuk memotret bintang adalah di desa, pegunungan, tepi pantai ataupun tempat yang jauh dari lampu-lampu perkotaan. Semakin jauh lokasi pemotretan dari perkotaan, maka akan semakin baik dan bagus hasil yang akan didapatkan. Karena semakin banyak cahaya lampu kota, maka akan semakin redup MilkyWay yang akan difoto.
- Tentukan waktu yang tepat untuk memotret Milky Way, yakni pada bulan Maret hingga Agustus (untuk kita yang berada di daerah khatulistiwa). Karena pada bulan-bulan inilah, galaksi akan terlihat lebih jelas. Perhatikan langit ketika sudah mulai gelap dan analisa pergerakan awan atau kabut. Apabila cenderung bergerak ke bawah atau akan menutupi lokasi tempat pemotretan kamu, dipastikan dini hari nanti merupakan waktu yang terbaik untuk memotret MilkyWay.
- Pilihlah foreground yang tepat (lereng tebing dan celah bukit). Dengan memilih foreground yang tepat seperti di perbukitan atau pegunungan maka secara tidak langsung terhindar dari polusi serta kebocoran cahaya. Jangan lupa hindari awan yang dapat menghalangi Milky Way terlihat.
- Cari sudut terbaik untuk mengambil gambar agar foto yang dihasilkan sesuai dengan keinginan kamu.
Setting Kamera untuk melakukan pemotretan Milky Way
1. Pilihlah diafragma terbesar dari kamera
Pilihlah diafragma terbesar dari kamera, contoh: F/ 3,5. Diafragma pada kamera berfungsi sebagai pengatur banyak sedikit nya cahaya yang masuk kedalam sensor kamera. Semakin kecil angka diafragma maka semakin lebar diafragma yang dibuka dan cahaya yang masuk semakin banyak. Dalam Sebuah artikel yang ditulis oleh Scott Kelby diafragma tertajam adalah dua stop dari bukaan aperture terlebar, misal bukaan aperture terlebar kamera adalah f/2,8 maka diafragma tertajam adalah f/5,6 dan f/8 dimana angka aperture tersebut juga digunakan oleh banyak fotografer untuk memotret pada malam hari.
2. Pilihlah speed yang terendah
Pilihlah speed yang terendah, cukup 30s. Jika menggunakan speed yang lebih maka akan mengakibatkan rana terbuka lebih lambat. Itu akan berefek pada hasil foto, bintang seperti bergaris. rentang speed terbaik antara 13 detik sampai dengan 20 detik.
3. Pilih ISO maksimal 1250
ISO atau ASA merupakan tingkat kepekaan cahaya pada sensor kamera dalam menangkap banyakya cahaya. Semakin tinggi angka ISO nya maka semakin tinggi kepekaan sensor kamera terhadap cahaya yang didapat dari objek yang di potret.
ISO tinggi diperlukan dalam fotografi malam hari. Karena pengaturan ISO mempengaruhi sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin besar nomor ISO, maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya.
4. Gunakan Tripod
Pada cahaya minim sensor kamera memerlukan waktu paparan lebih lama saat mengambil gambar. Untuk itu, tripod amat diperlukan dalam fotografi malam hari akibat kondisi pencahayaan yang minim. Sebab tripod akan menjamin kamera tetap stabil sehingga gambar yang dihasilkan tetap tajam dan tidak blur. Namun saat menggunakan tripod, pastikan ketiga kakinya berada pada permukaan yang kokoh dan rata. Gunakan juga kecepatan shutter lambat (hingga 4-8 detik) lakukan eksperimen berkali-kali, dan gunakan tripod sudut rendah. Arahkan ke langit. Kamu akan dapat menghasilkan foto seperti siang hari dalam kondisi malam yang sangat gelap.
5. Pilih Format RAW
Format RAW adalah kualitas gambar terbaik yang g tentunya lebih baik dari JPEG. Tonal warna pada format RAW jauh lebih banyak dari JPEG, jadi gambar yang dihasilkan pun akan lebih kaya warna. Format RAW akan memakan cukup banyak memori pada kartu memori kamu, namun hal itu wajar karena kualitasnya. Format ini juga sangat cocok digunakan untuk memotret landscape pada siang hari, karena foto landscape membutuhkan warna yang tajam dan detail. Format RAW dapat diutak - atik, baik pengaturan white balance, brightness ataupun contrasnya tanpa menurunkan kualitas gambar tersebut.
6. Perhatikan komposisi
Ada baiknya lakukan mensurvei tempat yang akan kita foto sebelumnya dan memperhatikan detail daerah yang memiliki cahaya berlebih atau cahaya yang sedikit, serta perhatikan komposisi garis cahaya.
7. Gunakan mirror lock up
Untuk mengurangi getaran pada gerakan cermin, aktifkan fitur mirror lock up pada merk Canon dan Exposure delay mode pada merk Nikon. Menggunakan fitur mirror lock up akan menghasilkan gambar yang tajam. Saat menggunakan mirror lock up maka mirrok kamera akan bergerak ke atas atau ke bawah untuk mengijinkan cahaya masuk menuju sensor. Pergerakan tersebut akan mengakibatkan sedikit getaran sehingga gambar yang kita hasilkan tidak maksimal. Untuk mengaktifkan mirror lock up kamu bisa menggunakan live view.
8. Matikan Vibration Reduction atau Image Stabilizer
Vibration Reduction pada nikon atau Image Stabilizer adalah fitur yang berfungsi mereduksi getaran, sehingga tanpa menggunakan tripod fotografer dapat menghasilkan gambar yang stabil. Jika kamu menggunakan tripod, cara kerja lensa dengan fasilitas Vibration Reduction atau Image Stabilizer adalah dengan mencari getaran, fitur tersebut akan terus mencari getaran sehingga akan menimbulkan getaran-getaran kecil, sehingga harus dihilangkan.
9. Gunakan fokus manual
Manual fokus mampu menghasilkan gambar yang tajam secara konsisten. Alihkan dari viewfinder menjadi mode live view. Kemudian gunakan tombol zoom/magnifying untuk memperbesar secara detail ketajaman subjek kemudian putar ring manual fokus pada lensa untuk mendapatkan ketajaman maksimal. Setelah subjek terlihat tajam kamu bisa melakukan zoom out dan mulai mengabadikan subjek.
10. Gunakan Style Landscape
Picture style yang akan kita gunakan adalah Landscape. Karena kita memotret langit malam dan cenderung objek yang di potret bersudut pandang lebar dan luas maka disarankan menggunakan settingan landscape agar warna yang didapat lebih maksimal. Namun kamu juga bisa mencoba style Potrait dan Neutral.
Demikian informasi tentang Cara Foto Milky Way. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia.
0 komentar